ASUHAN
KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN FEBRIS/DEMAM
A.
Konsep
Dasar Penyakit
1. Definisi
Demam adalah peningkatan titik
patokan (set point) suhu di hipotalamus (Elizabeth J. Corwin, 2000). Dikatakan
demam jika suhu orang menjadi lebih dari 37,5 ºC (E. Oswari, 2006). Demam
terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah
terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme atau
merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu infeksi
(Sjaifoellah Noer, 2004).
Menurut Suriadi (2001), demam adalah meningkatnya
temperatur suhu tubuh secara abnormal. Febris/demam adalah kenaikan suhu tubuh
diatas variasi sirkardian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat
termoregulasi yang terletak dalam hipotalamus anterior (Isselbacher, 1999).
Demam
berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik
yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak
atau dehidrasi(Guyton, 1990).
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu
hingga 38⁰C
atau lebih. Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8⁰C.Sedangkan bila suhu
tubuh lebih dari 40⁰C
disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).
Demam adalah kenaikan suhu tubuh karena adanya
perubahan pusat termoregulasi hipotalamus (Berhman, 1999). Seseorang mengalami
demam bila suhu tubuhnya diatas 37,8ºC (suhu oral atau aksila) atau suhu rektal
(Donna L. Wong, 2003).
Tipe
demam yang mungkin kita jumpai antara lain:
a. Demam
septik
Suhu badan berangsur
naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun kembali ketingkat
diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil dan
berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.
b. Demam
remiten
Suhu badan dapat turun
setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan normal. Penyebab suhu yang
mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu
yang dicatat demam septik.
c. Demam
intermiten
Suhu badan turun
ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila demam seperti
ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua hari
terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.
d. Demam
kontinyu
Variasi suhu sepanjang
hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat demam yang terus
menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam
siklik
Terjadi kenaikan suhu
badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa periode bebas demam untuk
beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.
Jenis Demam
|
Ciri-ciri
|
Demam septik
|
Malam hari suhu naik sekali, pagi hari turun hingga diatas
normal, sering disertai menggigil dan berkeringat
|
Demam remitten
|
Suhu badan dapat turun setiap hari tapi tidak pernah
mencapai normal. Perbedaan suhu mungkin mencapai 2 derajat namun perbedaannya
tidak sebesar demam septik.
|
Demam intermiten
|
Suhu badan turun menjadi normal selama beberapa jam dalam
satu hari. Bila demam terjadi dua hari sekali disebut tertiana dan apabila
terjadi 2 hari bebas demam diantara 2 serangan demam disebut kuartana.
|
Demam kontinyu
|
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu
derajat. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi sekali disebut
hiperpireksia
|
2. Etiologi
Demam
terjadi bila pembentukan panas melebihi pengeluaran. Demam dapat berhubungan dengan infeksi, penyakit kolagen,
keganasan, penyakit metabolik maupun penyakit lain (Julia, 2000).
Menurut
Guyton (2000), demam dapat disebabkan karena kelainan dalam otak sendiri atau zat toksik yang
mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan
oleh keadaan toksemia, keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada
gangguan pusat regulasi suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada
dasarnya untuk mencapai ketepatan diagnosis penyebab demam diperlukan antara
lain: ketelitian penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan
fisik, observasi perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium
serta penunjang lain secara tepat dan holistik. Beberapa hal khusus perlu
diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam
serta keluhan dan gejala yang menyertai demam.
Sedangkan menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa
etiologi febris,diantaranya
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
3. Manifestasi
Klinis
Tanda
dan gejala terjadinya febris adalah:
a. Anak
rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8⁰C
- 40⁰C)
b. Kulit
kemerahan
c. Hangat
pada sentuhan
d. Peningkatan
frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan
nafsu makan
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala
nyeri punggung, anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih
tinggi dari 37,5⁰C
- 40⁰C, kulit hangat,
takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul yaitu kulit
kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding perasaan
hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit kepala
verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito.
2000).
4. Patofisiologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh
(respon imun) anak terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam
tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem
pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab
demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh
(pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau
merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (non infeksi). Zat pirogen ini dapat berupa
protein, pecahan protein, dan zat lain, terutama toksin polisakarida, yang
dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkan dari degenerasi jaringan tubuh
menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Mekanisme
demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen. Pada mekanisme
ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit darah,
makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini
selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh, yang
disebut juga zat pirogen leukosit.
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat
penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat
pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang
pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi
prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan
cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat.
Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan
pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi
ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T)
untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan
asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan
tubuh.
6. Pemeriksaan
Penunjang
Sebelum
meningkat ke pemeriksaan-pemeriksaan yang mutakhir, yang siap tersedia untuk
digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat
diperiksa bebrapa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi
permukaan atau sinar tembus rutin.
Dalam
tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat diagnosis dengan lebih pasti
melalui biopsy pada tempat- tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan
pemeriksaan seperti angiografi, aortografi, atau limfangiografi
7. Penatalaksanaan
a. Secara
Fisik
Mengawasi
kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.
Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak
mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan
berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam
keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi
intelektual tertentu.
1. Bukalah
pakaian dan selimut yang berlebihan
2. Memperhatikan
aliran udara di dalam ruangan
3. Jalan
nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke otak yang akan
berakibat rusaknya sel-sel otak.
4. Berikan
cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknyaMinuman yang diberikan dapat
berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah atau air teh.
Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu tubuh
memperoleh gantinya.
5. Tidur
yang cukup agar metabolisme berkurang
6. Kompres
dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk menurunkan suhu tubuh
dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh dipermukaan tubuh ini dapat terjadi
karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Jangan
menggunakan air es karena justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan
panas tidak dapat keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan
intoksikasi (keracunan).
7. Saat
ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam kuku. Kompres
air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa hangat dan tubuh akan
menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas. Dengan demikian tubuh akan
menurunkan kontrol pengatur suhu di otak supaya tidak meningkatkan pengatur
suhu tubuh lagi. Di samping itu lingkungan luar yang hangat akan membuat
pembuluh darah tepi di kulit melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan
membuat pori-pori kulit terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas
dari tubuh.
b. Obat-obatan
Antipiretik
Antipiretik
bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di hipotalamus.
Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan
kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan
mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:
1. Bayi
6 – 12 bulan : ½-1 sendok the sirup parasetamol
2. Anak
1 – 6 tahun : ¼-½ parasetamol 500 mg atau 1-1½ sendokteh sirup parasetamol
3. Anak
6 – 12 tahun : ½-1 tablet parasetamol 500 mg atau 2 sendok teh sirup
parasetamol.
Tablet parasetamol
dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau teh manis. Obat
penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran obat dengan
ukuran 5 ml setiap sendoknya.
Pemberian obat
antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna
khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal
kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko
kejang demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik terdiri dari
golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan kimianya tetapi
mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya menurunkan set point
hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin dengan jalan
menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat para
-aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis
dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4
jam maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis
ini dapat d itoleransi dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan
intoksikasi dan kerusakkan hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun
rektal.Turunan asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja meneka n
pembentukan prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan
antiinflamasi. Efek samping yang timbul berupa mual, perut kembung dan
perdarahan, tetapi lebih jarang dibandingkan aspirin. Efek samping hematologis
yang berat meliputi agranulositosis dan anemia aplastik.Efek terhadap ginjal
berupa gagal ginjal akut (terutama bila dikombinasikan dengan
asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap 6 sampai 8
jam.Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan prostaglandin.Mempunyai
efek antipiretik, analgetik da n antiinflamasi. Efek samping pemberiannya
berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna. Dosis
terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt uk anak
kurang dari 6 bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena.
Asam mefenamat suatu obat gol ongan fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat
dibandingkan sebagai antipiretik.Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia
hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya
secara per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.
8.
Komplikasi
a. Dehidrasi
: demam ↑penguapan cairan tubuh
b. Kejang
demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak
usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya
sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak membahayakan otak
B.
Konsep
Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Identitas:
umur untuk menentukan jumlah cairan yang diperlukan
b. Riwayat
kesehatan
c. Keluhan
utama (keluhan yang dirasakan pasien saat pengkajian) : panas.
d. Riwayat
kesehatan sekarang (riwayat penyakit yang diderita pasien saat masuk rumah
sakit): sejak kapan timbul demam, sifat demam, gejala lain yang menyertai demam
(misalnya: mual, muntah, nafsu makn, eliminasi, nyeri otot dan sendi dll),
apakah menggigil, gelisah.
e. Riwayat
kesehatan yang lalu (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh pasien).
f. Riwayat
kesehatan keluarga (riwayat penyakit yang sama atau penyakit lain yang pernah
diderita oleh anggota keluarga yang lain baik bersifat genetik atau tidak)
2. Pemeriksaan
fisik
Keadaan
umum: kesadaran, vital sign, status nutrisi
3. Pemeriksaan
persistem
a. Sistem
persepsi sensori
b. Sistem
persyarafan: kesadaran
c. Sistem
pernafasan
d. Sistem
kardiovaskuler
e. Sistem
gastrointestinal
f. Sistem
integument
g. Sistem
perkemihan
4. Pada
fungsi kesehatan
a. Pola
persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. Pola
nutrisi dan metabolism
c. Pola
eliminasi
d. Pola
aktivitas dan latihan
e. Pola
tidur dan istirahat
f. Pola
kognitif dan perseptual
g. Pola
toleransi dan koping stress
h. Pola
nilai dan keyakinan
i. Pola
hubungan dan peran
5. Pemeriksaan
penunjang
a. Laboratorium
b. Foto
rontgent
c. USG
6. Diagnosa
Keperawatan
a. Hipertermia
berhubungan dengan proses infeksi, proses penyakit.
b. Resiko
injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.
c. Resiko
kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaforesis.
d. Ansietas
berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit
7. Intervensi
Keperawatan
No
|
Diagnosa Keperawatan
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
(NOC)
|
Intervensi
(NIC)
|
1.
|
Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi,
proses penyakit.
Batasan karakeristik :
· Kenaikan suhu tubuh diatas rentang
normal
· Serangan atau konvulsi (kejang)
· Kulit kemerahan
· Pertambahan RR
· Takikardi
· Saat disentuh tangan terasa hangat
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama…x24jam
klien menunjukkan temperatur dalam batas normal dengan kriteria hasil:
· Suhu Tubuh
dalam batas normal
· Bebas dari
kedinginan
· Suhu tubuh
stabil 36,50-37,50c
· Termoregulasi
dbn
· Nadi dbn
<1 bln
: 90-170
<1 thn
: 80-160
2
thn : 80-120
6
thn : 75-115
10 thn :
70-110
14 thn :
65-100
>14thn
: 60-100
· Respirasi
dbn
BBL
: 30-50 x/m
Anak-anak
: 15-30 x/m
Dewasa :
12-20 x/m
|
Fever treatment
· Monitir suhu sesering mungkin
· Monitor IWL
· Monitor warna dan suhu kulit
· Monitor tekanan darah, nadi dan RR
· Monitor penurunan tingkat
kesadaran
· Monitor WBC, HB dan HCT
· Monitor intake dan output
· Kolaborasikan pemberian
antipiretik
· Berikan pengobatan untuk mengatasi
penyebab demam
· Selimuti pasien
· Berikan cairan intravena
· Kompres pasien pada lipat paha dan
aksila
· Tingkatkan sirkulasi udara
· Berikan pengobatan untuk mencegah
terjadinya menggigil
Temperature regulation
· Monitor suhu minimal tiap 2 jam
· Rencanakan monitoring suhu secara
kontinyu
· Monitor TD, nadi dan RR
· Monitor warna dan suhu kulit
· Monitor tanda-tanda hipertermi dan
hipotermi
· Tingkatkan intake cairan dan
nutrisi
· Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
· Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan efek negative dari kedinginan
· Berikan antipiretik bila perlu
Vital Sign Monitoring
· Monitor TD, nadi, suhu dan RR
· Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
· Monitor VS pada saat pasien
berbaring, duduk atau berdiri
· Monitor TD , nadi, RR, sebelum,
selama dan sesudah aktivitas
· Monitor kualitas dari nadi
· Monitor frekuensi dan irama dari
pernafasan
· Monitor suara paru
· Monitor pola pernafasan abnormal
· Monitor warna, suhu dan kelembaban
kulit
· Monitor sianosis perifer
· Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik)
· Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
|
2.
|
Resiko injuri berhubungan dengan infeksi
mikroorganisme.
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
…x24jam anak bebas dari cidera dengan kriteria hasil:
· Menunjukan
homeostatis
· Tidak ada
perdarahan mukosa dan bebas dari komplikasi lain
|
· Sediakan
lingkungan yang aman untuk pasien
· Identifikasi
kebutuhan keamanan pasien sesuai dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif
pasien dan riwayat penyakit terdahulu pasien
· Menghindari
lingkungan yang berbahaya misalnya memindahkan perabotan
· Memasang side
rail tempat tidur
· Menyediakan
tempat tidur yang nyaman dan bersih
· Membatasi
pengunjung
· Memberikan
penerangan yang cukup
· Menganjurkan
keluarga untuk menemani pasien
· Mengontrol
lingkungan dari kebisingan
· Memindahkan
barang-barang yang dapat membahayakan
· Berikan
penjelasan pada pasien dan keluarga atau pengunjung adanya perubahan status
kesehatan dan penyebab penyakit.
|
3.
|
Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang
dan diaphoresis,
faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan (hipermetabolik).
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
…x24jam volume cairan adekuat dengan kriteria hasil:
· Mempertahankan urine output sesuai
dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal
· Tekanan darah, nadi, suhu tubuh
dalam batas normal
· Tidak ada tanda- tanda dehidrasi,
elastisitas turgor kulit baik, membrane mukosa lembab, tidak ada rasa haus
yang berlebihan.
|
Fluid
management:
· Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
· Monitor status dehidrasi
(kelembaban membrane mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik)
· Monitor vital sign
· Monitor asupan makanan/ cairan dan
hitung intake kalori harian
· Lakukan terapi IV
· Monitor status nutrisi
· Berikan cairan
· Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
· Dorong masukan oral
· Berikan penggantian nasogastrik
sesuai output
· Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan
· Anjurkan minum kurang lebih 7-8
gelas belimbing perhari
· Kolaborasi
dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk
· Atur kemungkinan transfusi
|
4.
|
Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses
penyakit
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
2x24jam ansietas klien/keluarga hilang dengan kriteria hasil:
· Klien/keluarga
dapat mengidentifikasi hal-hal yang dapat meningkatkan dan menurunkan suhu
tubuh
· Klien/keluarga
mau berpartisipasi dalam setiap tidakan yang dilakukan
· Klien/keluarga
mengungkapkan penurunan cemas yang berhubungan dengan hipertermi, proses
penyakit
|
· Kaji dan
identifikasi serta luruskan informasi yang dimiliki klien/keluarga mengenai
hipertermi
· Berikan
informasi pada klien/keluarga yang akurat tentang penyebab hipertermi
· Validasi
perasaan klien/keluarga dan yakinkan klien/keluarga bahwa kecemasan merupakan
respon yang normal
· Diskusikan
dengan klien/keluarga rencana tindakan yang dilakukan berhubungan dengan
hipertermi dan keadaan penyakit
|
8. Implementasi
Keperawatan
Implementasi
merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan mencakup tindakan
mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan
berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk tenaga
kesehatan yang lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan
yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas
kesehatan lain.
9. Evaluasi
Keperawatan
Merupakan
penilaian perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan yang berpedoman
kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.
10. Discharge
Planning
a. Ajarkan
pada orang tua mengenal tanda-tanda kekambuhan dan laporkan dokter/perawat
b. Instruksikan
untuk memberikan pengobatan sesuai dengan dosis dan waktu
c. Ajarkan
bagaimana mengukur suhu tubuh dan intervensi
d. Instruksikan
untuk control ulang
e. Jelaskan
factor penyebab demand an menghindari factor pencetus
DAFTAR PUSTAKA
Corwin,
Elizabeth J. 2009. Buku Saku
Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Doenges,
M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2000. Rencana
Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.
Jakarta: EGC.
Guyton,
Arthur C. (1990). Fisiologi manusia dan
mekanisme penyakit. Ed. 3. Jakarta, EGC.
Guyton,
Arthur C. (1997). Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.
http://khakarangga.blogspot.com/2013/01/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-febris.html diakses pada Rabu, 16 Juli 2014, pukul :
20.00 WITA
http://putririzkadewi.blogspot.com/2011/11/febris-demam.html diakses pada Rabu, 16 Juli 2014, pukul :
20.00 WITA
http://riezkhyamalia.wordpress.com/2013/11/27/laporan-pendahuluan-demam-febris.html diakses pada Rabu, 16 Juli 2014, pukul :
20.00 WITA
Julia
Klaartje Kadang, SpA (2000). Metode Tepat
Mengatasi Demam. Dalam http://rentalhikari.wordpress.com/2010/03/22/lp-febris-demam.html diakses pada Rabu, 16 Juli
2014, pukul : 20.00 WITA
NANDA
NIC-NOC. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA. Yogyakarta: Media
Hardy
Wong,
Dona L, dkk,. 2003. Maternal child
nursing care 2nd edition. Santa Luis: Mosby Inc.
Gratuities Casino & Hotel
BalasHapusVisit the Gratuities Casino & Hotel in Paradise, NV. 서귀포 출장마사지 Gratuities is a 5-reel, 문경 출장안마 3-row and 7-table online 전라남도 출장마사지 casino. Brunch of Peppers (gratuities casino), Rating: 3.7 · 강릉 출장샵 2 제주 출장마사지 reviews